Dampak Rentetan Gempa Mentawai: Gereja, Puskesmas, dan 11 Rumah Rusak
Senin 04 Februari 2019, 14:50 WIB
Dampak kerusakan di Mentawai akibat gempa. (Dok. BNPB/BPBD Mentawai)
Informasi tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Senin (4/2). Menurutnya, sejak gempa magnitudo 6 tersebut, terjadi 52 kali gempa susulan.
Gempa tersebut, menurut Sutopo, dirasakan masyarakat Kabupaten Mentawai kuat sekitar 3-4 detik. Sebagian masyarakat panik dengan ke luar rumah dan mencari tempat aman. Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Berdasarkan pengamatan Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, tidak ada gelombang pasang atau surut di pantai.
"Dampak gempa, tidak ada korban jiwa meninggal dan luka. Kerusakan fisik meliputi 1 unit puskesmas rusak di Desa Malakopa, Kecamatan Pagai Selatan, 1 unit mercusuar yang sudah tidak terpakai roboh, 11 unit rumah rusak ringan, dan 1 unit gereja rusak sedang," jelas Sutopo soal dampak gempa.
Dampak kerusakan di Mentawai akibat gempa. (Dok. BNPB/BPBD Mentawai)
|
Ditambahkan Sutopo, hingga saat ini masih ada sebagian masyarakat yang memilih tinggal di luar rumah. Mereka khawatir akan ada gempa susulan yang lebih besar.
"Sebagian masyarakat memilih tinggal di luar rumah karena takut adanya gempa susulan yang lebih besar. Hingga saat ini kondisi masyarakat kondusif dan aman. Masyarakat tetap melakukan aktivitas secara normal," ujarnya.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhammad Sadly sebelumnya juga telah memberi penjelasan soal rentetan gempa sejak gempa pertama magnitudo 6 pada Sabtu (2/2). Dia mengatakan, hingga pukul 21.00 WIB, tercatat telah terjadi 52 kali gempa. Namun hanya terdapat lima aktivitas gempa yang yang guncangannya dirasakan kuat oleh masyarakat. Gempa terbesar berkekuatan magnitudo 6,1 dan berpusat di laut dengan jarak 105 km arah tenggara Kota Tua Pejat, Kepulauan Mentawai.
"Ada 5 aktivitas gempa yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat dengan di antaranya magnitudo 5,3; 6,1; 5,3; 5,9; dan 5,0. Terbesar kekuatan M 6,1 dan terjadi pukul 16.27 WIB pada koordinat 2,92 lintang selatan (LS) dan 99,98 bujur barat (BB) dengan kedalaman 26 km," ucapnya.
Hasil analisis BMKG menyiapkan, gempa bumi di Kepulauan Mentawai disebabkan olehaktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, tepatnya di zona Megathrust Segmen Pagai. Sadly mengatakan zona itu memang merupakan kawasan sumber gempa yang sangat aktif.
"Konvergensi (pertemuan) kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault)," katanya.
Sadly mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat serta informasi dari BMKG. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami dan agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya makin mengecil.
by wesite: DETIKnews.com
Comments
Post a Comment
terimakasih udah mengunjungi blog saya.